Assalamualaikum sahabat info berita91. berapahari saya sedang sibuk di dunia nyata jadi saya tidak bisa kasih info. tapi kali ini saya akan kasih info yang bermanfaat bagi Anda saudara bahakn juga orang lain. tema kali ini adalah yang saya bawakan adalah keutamaan dan tata cara Adzan.
Pastinya Sahabat sudah pada tau keutamaan dan tata cara adzan ya. tapi alangkah baiknya jika kita mengkajinya lagi biar ilmu yang kita peroleh tidak sia-sia begitu saja. semoga ilmu yang kita peroleh menjadi bermanfaat bagi diri kita maupun sama orang lain. aamiin
Ada yang mengatakan bahwa para muadzin akan menjadi pemimpinnya para pemimpin, orang Arab menamakan “pemimpin” sebagai orang yang paling panjang lehernya. Ada yang menyebut para muadzin menjadi orang paling cepat dan dahulu memasuki surga. Dalam As Sunan Al Baihaqi diriwayatkan bahwa Abu Bakar bin Abu Daud berkata: aku mendengar Ayahku berkata: maksud hadits ini bukan lehernya benar-benar menjadi panjang, tetapi pada hari itu manusia kehausan jika mereka haus maka leher mereka mengerut, sementara para muadzin mereka tidak kehausan dan leher mereka tetap tegak. (Syarh Sunan Ibni Majah, 1/53)
Rasulullah SAW bersabda, “Ada tiga golongan yang pada hari Kiamat kelak berada di atas bukit pasir terbuat dari kesturi yang semerbak baunya. Mereka tidak dipusingkan oleh perhitungan amal dan tidak tersentuh oleh kepanikan sampai selesai pengadilan terhadap semua manusia:
orang yang membaca Al-Qur’an karena mengharap keridhaan Allah Ta`ala, orang yang diberi cobaan kemiskinan di dunia tetapi hal tersebut tidak membuatnya sibuk sehingga melalaikan amal akhirat, dan orang yang mengumandangkan adzan untuk shalat.”
Di antara yang disunnahkan sebelum melakukan shalat fardhu adalah mengumandangkan adzan, termasuk saat melakukan shalat seorang diri. Dari riwayat-riwayat yang ada, kita mengetahui bahwa mudazin memiliki kedudukan yang mulia. Dalam kajian kali ini, kita akan mengikuti penjelasan pengarang tentang adzan, baik keutamaannya maupun tata caranya, terutama saat kita mendengar adzan. Marilah kita perhatikan keterangannya dengan seksama.
Rasulullah SAW bersabda, “Ada tiga golongan yang pada hari Kiamat kelak berada di atas bukit pasir terbuat dari kesturi yang semerbak baunya. Mereka tidak dipusingkan oleh perhitungan amal dan tidak tersentuh oleh kepanikan sampai selesai pengadilan terhadap semua manusia: orang yang membaca Al-Qur’an karena mengharap keridhaan AllahTa`ala, orang yang diberi cobaan kemiskinan di dunia tetapi hal tersebut tidak membuatnya sibuk sehingga melalaikan amal akhirat, dan orang yang mengumandangkan adzan untuk shalat.” Nabi SAW juga bersabda, “Tangan Allah Yang Maha Pengasih (rahmat-Nya) berada di atas kepala muadzin sampai dia selesai dari mengumandangkan adzannya.” Dikatakan bahwa yang dimaksud dengan firman Allah SWT yang artinya “Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah” (QS Fushshilat: 33) adalah para muadzin.
Kemudian pengarang mengatakan: Apabila Anda mendengar adzan, ucapkanlah seperti yang diucapkan muadzin; kecuali pada dua lafal hayya ‘ala (yakni hayya ‘alash-shalâh dan hayya ‘alal-falâh), yang dijawab dengan ucapan lâ hawla walâ quwwata illâ billâhil-‘aliyyil-‘azhîm (tiada daya dan kekuatan kecuali dengan izin Allah, Yang Mahatinggi dan Mahaagung). Pada kalimat qad qâmatish-shalâh (shalat segera didirikan), jawablah dengan mengucapkan: (Semoga Allah menegakkannya dan melestarikanya sepanjang lestarinya langit dan bumi). Pada at-tatswib (ketika muadzin mengucapkan ash-shalâtu khayrum-minan-naum), jawablah dengan mengucapkan: (Engkau benar dan engkau tidak berdusta). Dan ketika adzan selesai, bacalah doa: (Ya Allah, pemilik seruan yang sempurna ini dan shalat yang segera didirikan, berikanlah kepada Nabi Muhammad kedudukan, keutamaan, derajat yang tinggi, dan tempat yang terpuji yang telah Engkau janjikan kepada beliau). Al-Mursyid Al-Amin Karya Al-Ghazali Diasuh oleh: K.H. Saifuddin Amsir.
Semoga artikel di atas menjadi insvirasi kaum muda agar mereka mengumandangkan Adzan di Masjid atau Mhusolah. terimakasih sudah membaca artikelnya semoga bermanfaat.
Pastinya Sahabat sudah pada tau keutamaan dan tata cara adzan ya. tapi alangkah baiknya jika kita mengkajinya lagi biar ilmu yang kita peroleh tidak sia-sia begitu saja. semoga ilmu yang kita peroleh menjadi bermanfaat bagi diri kita maupun sama orang lain. aamiin
Ada yang mengatakan bahwa para muadzin akan menjadi pemimpinnya para pemimpin, orang Arab menamakan “pemimpin” sebagai orang yang paling panjang lehernya. Ada yang menyebut para muadzin menjadi orang paling cepat dan dahulu memasuki surga. Dalam As Sunan Al Baihaqi diriwayatkan bahwa Abu Bakar bin Abu Daud berkata: aku mendengar Ayahku berkata: maksud hadits ini bukan lehernya benar-benar menjadi panjang, tetapi pada hari itu manusia kehausan jika mereka haus maka leher mereka mengerut, sementara para muadzin mereka tidak kehausan dan leher mereka tetap tegak. (Syarh Sunan Ibni Majah, 1/53)
Rasulullah SAW bersabda, “Ada tiga golongan yang pada hari Kiamat kelak berada di atas bukit pasir terbuat dari kesturi yang semerbak baunya. Mereka tidak dipusingkan oleh perhitungan amal dan tidak tersentuh oleh kepanikan sampai selesai pengadilan terhadap semua manusia:
orang yang membaca Al-Qur’an karena mengharap keridhaan Allah Ta`ala, orang yang diberi cobaan kemiskinan di dunia tetapi hal tersebut tidak membuatnya sibuk sehingga melalaikan amal akhirat, dan orang yang mengumandangkan adzan untuk shalat.”
Di antara yang disunnahkan sebelum melakukan shalat fardhu adalah mengumandangkan adzan, termasuk saat melakukan shalat seorang diri. Dari riwayat-riwayat yang ada, kita mengetahui bahwa mudazin memiliki kedudukan yang mulia. Dalam kajian kali ini, kita akan mengikuti penjelasan pengarang tentang adzan, baik keutamaannya maupun tata caranya, terutama saat kita mendengar adzan. Marilah kita perhatikan keterangannya dengan seksama.
Rasulullah SAW bersabda, “Ada tiga golongan yang pada hari Kiamat kelak berada di atas bukit pasir terbuat dari kesturi yang semerbak baunya. Mereka tidak dipusingkan oleh perhitungan amal dan tidak tersentuh oleh kepanikan sampai selesai pengadilan terhadap semua manusia: orang yang membaca Al-Qur’an karena mengharap keridhaan AllahTa`ala, orang yang diberi cobaan kemiskinan di dunia tetapi hal tersebut tidak membuatnya sibuk sehingga melalaikan amal akhirat, dan orang yang mengumandangkan adzan untuk shalat.” Nabi SAW juga bersabda, “Tangan Allah Yang Maha Pengasih (rahmat-Nya) berada di atas kepala muadzin sampai dia selesai dari mengumandangkan adzannya.” Dikatakan bahwa yang dimaksud dengan firman Allah SWT yang artinya “Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah” (QS Fushshilat: 33) adalah para muadzin.
Kemudian pengarang mengatakan: Apabila Anda mendengar adzan, ucapkanlah seperti yang diucapkan muadzin; kecuali pada dua lafal hayya ‘ala (yakni hayya ‘alash-shalâh dan hayya ‘alal-falâh), yang dijawab dengan ucapan lâ hawla walâ quwwata illâ billâhil-‘aliyyil-‘azhîm (tiada daya dan kekuatan kecuali dengan izin Allah, Yang Mahatinggi dan Mahaagung). Pada kalimat qad qâmatish-shalâh (shalat segera didirikan), jawablah dengan mengucapkan: (Semoga Allah menegakkannya dan melestarikanya sepanjang lestarinya langit dan bumi). Pada at-tatswib (ketika muadzin mengucapkan ash-shalâtu khayrum-minan-naum), jawablah dengan mengucapkan: (Engkau benar dan engkau tidak berdusta). Dan ketika adzan selesai, bacalah doa: (Ya Allah, pemilik seruan yang sempurna ini dan shalat yang segera didirikan, berikanlah kepada Nabi Muhammad kedudukan, keutamaan, derajat yang tinggi, dan tempat yang terpuji yang telah Engkau janjikan kepada beliau). Al-Mursyid Al-Amin Karya Al-Ghazali Diasuh oleh: K.H. Saifuddin Amsir.
Semoga artikel di atas menjadi insvirasi kaum muda agar mereka mengumandangkan Adzan di Masjid atau Mhusolah. terimakasih sudah membaca artikelnya semoga bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment
Semoga artikel di atas dapat membantu Anda.